Museum Negeri Sumatera Selatan
Museum Negeri Sumsel ini merupakan museum umum tempat menyimpan berbagai macam koleksi menarik yang tersimpan dan dipamerkan.
Penulis: Linda Trisnawati
Editor: Ami Heppy
TRIBUNSUMSELWIKI.COM - Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) atau yang dikenal juga dengan sebutan Museum Balaputera Dewa terletak di Jalan Srijaya I nomor 288 KM 5,5 Kota Palembang.
Informasi
Museum Negeri Sumsel ini diresmikan pada tanggal 5 November 1984 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang diwakili oleh Direktur Jendral Kebudayaan, Prof Dr Haryati Soebadio.
Pada saat diresmikan museum ini belum memiliki nama hingga muncul pemikiran pemberian nama "Balaputera Dewa", seorang raja yang membawa Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya.
Museum Negeri Sumsel ini memiliki luasan 23,565 meter persegi.
Jam operasional
Untuk jam operasional, Selasa - Kamis dan Jumat mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB .
Lalu Sabtu dan Minggu mulai pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Tiket masuk dewasa Rp 2000 dan anak-anak Rp 1000.
Senin dan hari libur nasional tutup.
Visi dan Misi
Visi
Profesional dalam pelayanan dan penyajian, optimal dalam memfungsikan museum sebagai tempat penelitian, pendidikan dan rekreasi edukatif kultural.
Misi
1. Mengembangkan organisasi museum
2. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga fungsional (pamong budaya)
3. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana museum
4. Meningkatkan fungsionalisasi museum
5. Meningkatkan bimbingan edukatif kultural
6. Meningkatkan pelayanan kepada pengunjung
7. Dan meningkatkan kerjasama dengan organisasi dan instansi terkait.
Museum Negeri Sumsel
Museum Negeri Sumsel ini merupakan museum umum tempat menyimpan berbagai macam koleksi menarik yang tersimpan dan dipamerkan.
Untuk penyimpanan dan tempat pameran ada beberapa tempat seperti Taman Megalith, Gedung Pameran Tetap (I, II dan III), Bangsal Arca, Rumah Limas dan Rumah Ulu.

Taman Megalith
Kepercayaan akan adanya hubungan antara hidup dan mati menghasilkan suatu tradisi yang disebut "Tradisi Megalitik", telah menghasilkan benda-benda yang erat kaitannya dengan perwujudan arwah nenek moyang.
Halaman selanjutnya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!